Tumpukan sampah di kota "BERMARTABAT", Bandung, semakin tak memberi ruang bagi nilai-nilai manusiawi. Tumpukan itu telah menutup sebagian badan jalan Pasteur. "Menyeramkan!", kata keponakanku yang melihat itu semua. Ketika solusi yang manusiawi tidak kunjung diperoleh, apa boleh buat, bau busuk yang menyengat akan terus menjadi konsumsi sehari-hari para manusia yang beraktifitas di sana.
Namun horor itu tidak dan jauh dari selesai. Horor demi horor datang menerjang sendi-sendi kehidupan masyarakat Bandung. Simak apa yang dilakukan para wakil rakyat kita di Bandung:
Setelah menyatakan keprihatinannya terhadap masalah penumpukan sampah di Kota Bandung dan Kota Cimahi, DPRD Kab. Bandung ramai-ramai mengikuti kegiatan outbound di Cikole, Lembang, Kab. Bandung. Menurut Kasubag Protokol dan Humas DPRD Kab. Bandung, Erlan Darmawan, kegiatan ini memang sudah diagendakan sebelumnya dan sudah disetujui dalam Rapat Panmus DPRD.
”Ini sebagai salah satu kegiatan penyegaran manajerial,” ungkapnya ketika ditemui di kantornya, sesaat sebelum menyusul ke Lembang, Kamis (12/5). Rencananya, outbound kali ini berlangsung selama dua hari sampai hari ini. Para peserta terdiri dari 45 anggota DPRD dan staf Sekretariat DPRD menginap di salah satu hotel di Lembang.
Dodol! Memang, jika wakil rakyat saja tidak peduli, siapa yang akan peduli? Menyeramkan! Sekaligus, menyedihkan.
Sehari setelah aku melihat penumpukan sampah yang sudah tidak manusiawi itu, aku melihat sebuah penutup plastik berwarna oranye menutupi tumpukan sampah itu. Tentu, itu dimaksudkan untuk menutupi pemandangan tak sedap akibat sampah yang menggunung, karena bau busuk tak sedap tetap saja menyebar dan melekat di udara sekitar jalan Pasteur.
Tampaknya usaha-usaha seperti ini memang harus diusahakan sendiri oleh masyarakat, karena masih banyak tumpukan sampah di TPS-TPS yang lain. Baunya? Tidak kalah!
Menyeramkan!
Sayangnya, pendidikan dan pengetahuan masyarakat akan kebersihan dan pentingnya menjaga
imagi belum mencapai taraf yang diinginkan. TPS di Jalan Pasteur telah ditutup, dan masyarakat dihimbau untuk tidak membuang sampah di TPS tersebut. Apa yang terjadi? Hanya 50 meter dari TPS tersebut, tumpukan sampah baru telah menginisiasi sebuah tempat pembuangan sampah sementara super darurat yang sudah pasti akan membuat sesak nafas orang-orang akan liwat di sana.
Hanya membayangkannya saja, bulu kudukku berdiri.
Menyeramkan!