28 April 2005

GAWAT DARURAT: Bandung Kembali Berpotensi untuk Menjadi Lautan Sampah

TPA Cicabe dan TPA Pasir Impun telah penuh sesak. Pemerintah Kota Bandung mengisyaratkan bahwa pembuangan sampah ke dua TPA ini akan dihentikan pada tanggal 30 april 2005 ini. Gawat!



Persiapan di TPA Jelekong sebagai Pengganti TPA Leuwigajah.

Pemkot Lirik Citatah Pengganti TPA Leuwigajah: "Di sisi lain, Pemkot Bandung juga mempercepat penggunaan TPA Pasir Impun dari yang mestinya bisa dipakai hingga 8 Mei 2005 menjadi 30 April 2005, karena kapasitas TPA Pasir Impun sudah penuh. Dengan demikian, baik TPA Cicabe maupun TPA Pasir Impun tinggal tiga hari lagi dimanfaatkan sebagai lokasi pembuangan sampah Kota Bandung. Sedangkan TPA Jelekong, di Kab. Bandung, tetap menjadi TPA utama untuk beberapa tahun ke depan.
'Sesuai komitmen pemkot dengan masyarakat sekitar TPA Cicabe, penanganan sampah darurat berakhir 30 April ini. Sedangkan untuk Pasir Impun yang mestinya 8 Mei, kita putuskan saja sampai 30 April karena sudah penuh. Untuk selanjutnya, pemkot meski mencari TPA pengganti, di antaranya di Citatah,' kata Wali Kota Bandung Dada Rosada saat meninjau TPA Cicabe, Rabu (27/4). "

Pasar Sekelimus di Jl Terusan Buah Batu Perlu Perhatian

Pasa Sekelimus di kawasan Terusan Buah Batu tampaknya memerlukan perhatian khusus jika Pemerintah Kota Bandung ingin menjaga kota ini tetap bersih dan asri. Para penjual dan pedagang di pasar ini tampaknya tidak terlalu memikirkan hal-hal seperti apakah sampah harus dibuang pada tempatnya ataukah tidak. Tepat di pinggir jalan protokol Terusan Buah Batu, pada waktu-waktu tertentu sampah bisa luber menutupi badan jalan yang menyebabkan macet parah. Memang, jalan ini adalah jalan protokol yang menghubungi kota Bandung bagian selatan dengan jalan bebas hambatan. Tunggu apa lagi?

Gunungan Sampah di Jl. Dr, Djundjunan

Ketika kita masuk ke kota Bandung melalui salah satu pintu tol kota, Jalan Terusan Pasteur, kita bisa keluar dari Jalan Dr. Djundjunan. Tampak sederhana, dan bisa memotong banyak waktu jika kita ingin menuju ke Bandung Utara. Sayang, sebelum keluar ke Jalan Prof. Surya Sumantri, gunungan sampah masih tergeletak di sana, menyebarkan bau busuk ke sekitarnya. Sayang...

26 April 2005

Mereka Menulis

isonetea::Tulisan tentang lingkungan, khususnya tentang air dan banjir.

Peluang Bisnis::Blog yang mengupas tentang peluang bisnis pekerja lingkungan, termasuk dari sampah.

Onther Try::Sebuah kontemplasi tentang sampah dan daur ulang sampah.

Benny::Opini seorang Benny tentang banjir dan sampah.

neither is original::Sakit, sebuah opini tentang mendaur ulang sampah Bandung.

cow_boy::Bandung nasibmu kini, sebuah puisi.

float::Bandung yang semerbak, sebuah tulisan hangat mengenai Bandung yang penuh sampah.

Adinoto::Paradoks Sampah di Kampus ITB.

A list of my agenda::Koleksi artikel tentang sampah dan lingkungan.

22 April 2005

Jalan Ganesha yang Asri


Area pejalan kaki di jalan Ganesha yang hijau dan asri.


Selokan di sepanjang jalan Ganesha yang bersih dan terawat.
Tampak di atasnya bahkan dibangun tempat duduk bagi pejalan kaki yang ingin beristirahat.

Tidak sering aku merasa segembira hari ini. Jalan Ganesha layaknya sebuah jalan di kawasan Kotrijksesteenweg di Belgia. Bersih, hijau, dengan area pejalan kaki yang terawat rapi. Yang membuat aku kagum, selokan di kawasan ini sangat bersih. Persis di depan kampus ITB, terdapat sebuah taman yang sejuk dan terawat, Taman Ganesha. Taman ini sering dijadikan tempat pengamat burung berkumpul dan berdiskusi tentang pelestarian burung di Bandung. Sayangnya, sebuah prasasti di dekat pintu masuk taman ini tampak rusak dicoret-coret oleh anak muda yang tidak bertanggung jawab, yang tampak benci pada kebersihan dan keindahan. Jalan Ganesha sangat elegant jika dijadikan sebuah proyek percontohan bagi kawasan lain di Bandung.

Kerja Keras Tak Berujung

Menjelang penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika minggu depan, pemerintah daerah kota Bandung benar-benar dibuat panik. Banyak sekali pekerjaan fisik yang belum beres dan entah mengapa, terbengkalai. Usaha untuk memperindah Jalan Dago, misalnya, hingga sekarang masih terus diusahakan. Sudah terlihat perubahan di sana-sini, beberapa sudut jalan sudah pula diperbaiki dan tampak mulus dan bersih. Namun pada berbagai sudut masih terlihat morat-marit. Salah satu sudut yang masih tampak berantakana adalah sudut Jalan Dago – Jalan Ganesha. Areal pejalan kaki masih belum tertata baik, dan taman kota yang mestinya sudah diperbaiki masih tampak hancur berantakan. Ada beberapa orang yang sedang mengerjakannya di sana, semoga dalam waktu dekat sudut ini sudah tampak asri.

Jalan Asia Afrika sudah rapi dan tampak bersih. Di depan Gedung Merdeka tempat akan diselenggarakannya Konferensia Asia Afrika minggu depan sudah tampak beberapa pot bunga yang disusun dengan apik. Namun memang masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki. Alun-alun yang biasanya jorok dan amburadul, tampak lebih manusiawi, walaupun usaha untuk memperindahnya masih belum maksimal.

Aku masih tidak bisa membayangkan bagaimana tampak ”Gerbang Kota Bandung”, Jalan Terusan Pasteur, nantinya. Sampah bangunan dan barang-barang besar masih berserakan di sana. Walaupun ada usaha-usaha untuk ”menyembunyikan” brangkal dan sampah bangunan serta peralatan berat dengan menutupinya dengan terpal, area ini masih saja berkesan kumuh. Belum lagi jika lalu lintas di sana tak terkendali, suasana macet akan menambah kesan berantakan.

Memang masih ada tersisa dua hari waktu untuk berbenah. Cukupkah? Kita lihat saja.

21 April 2005

DPRD Gagal Mewakili Rakyat Kecil

Begini lho. wakil rakyat kita yang terhormat ini tampaknya belum (atau tidak) sungguh-sungguh mewakili nurani rakyat. Kalau "hanya" untuk kepentingan rakyat kecil, tidak ada seorangpun yang dengan gagah berani maju dan berteriak, "saya akan fight!". Ujung-ujungnya, hal-hal yang sudah kasat mata masih terus ditembak, seperti kesalahan pemerintah daerah yang memang sudah sering didiskusikan di berbagai media.

Silahkan baca berita berikut:

DPRD Gagal Membentuk TPF Longsor Leuwigajah: "Komisi A juga menilai, pemerintah dari mulai Pemprov Jabar, Pemkot Bandung dan Cimahi serta Pemkab Bandung tidak menunjukkan itikad baik dalam penanganan musibah yang sebenarnya diakibatkan oleh kelalaian pemerintah itu.
'Kami akan meminta pemerintah untuk bertanggung jawab baik secara politik maupun pemberian ganti rugi secara konkret kepada para korban. Jangan hanya ngomong di media kalau pemerintah akan bertanggung jawab dengan memberikan ganti rugi,'"

20 April 2005

Jalan Asia Afrika

Image hosted by Photobucket.com
Situasi di Jalan Asia Afrika yang beberapa waktu yang lalu masih tampak morat-marit. Di kejauhan tampak gedung bersejarah, Gedung Asia Afrika (Sumber: WorldCityPhotos)

KAA Membawa Hikmah

Image hosted by Photobucket.comJarang sekali melihat Bandung bersih seperti akhir-akhir ini. Jalan Dago terlihat rapi, jalan diaspal dengan resiknya. Marka jalan diperbaharui, tampak rapi dan bersih. Jalan Ganesha saat ini juga tampak bersih dan asri, setelah masyarakat setempat bergotong-royong membersihkan pojok Tamansari yang beberapa waktu yang lalu menjadi tempat gunungan sampah menumpuk.
Tak kalah jika kita melihat Alun-Alun dan Jalan Asia Afrika yang telah diatur dengan seksama dalam rangka menyambut Konferensi Asia Afrika pekan depan. Luar biasa, seperti melihat keajaiban telah datang.
Namun pertanyaannya sekarang adalah, mampukah masyarakat Bandung bersama-sama dengan Pemerintah Daerah memelihara dan bahkan meningkatkan situasi yang membaik ini? Mampukah Pemerintah Daerah memberikan penyuluhan secara komprehensif kepada masyarakat luas untuk mau dan berkeinginan untuk menjaga kotanya? Mampukah masyarakat Bandung untuk menerima pembelajaran lahir-batin untuk menjaga lingkungannya tetap asri? Cukup tinggikah kecerdasan emosional kolektif masyarakat dan Pemerintah Daerah Kota Bandung untuk mengerti bahwa penggalangan komunikasi sosial untuk memelihara berkah yang telah diberikan oleh event KAA ini?
Waktu yang akan menjawab seluruh pertanyaan ini.

19 April 2005

Sumur Warga Tercemar Bakteri Coli

Informasi tentang kondisi air di Bandung:

Water Information & News - Indonesia: Sumur Warga Tercemar Bakteri Coli (Citizen's wells polluted with coli bacteria): "Pascalongsor sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, sumur-sumur warga di sekitar Kp. Pojok, Kel. Leuwigajah Kec. Cimahi Selatan tercemar oleh bakteri coli yang sangat tinggi, di ambang batas normal."

Rame-rame di Jalan Ganesha

Percaya atau tidak, pagi ini banyak sekali masyarakat dan aparat turun ke Jalan Ganesha, melakukan operasi bersih. Sih.. sih.., bersih! Sayang aku tidak membawa DigiCam-ku.

Relokasi Korban TPA Butuh Rp 38,662 Miliar

Pikiran Rakyat, 19 April 2005

Nana Priatna,”Itu Hanya untuk Korban di Kabupaten Bandung”

BANDUNG, (PR).-Pemkab Bandung memerlukan dana sekira Rp 38,662. miliar untuk menggantikan tanah, harta benda, bangunan, serta semacam uang kadeudeuh bagi para korban bencana alam longsor Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, yang menimpa warga Kab. Bandung, di Kampung Cilimus Desa Batujajar Timur Kec. Batujajar “Sambil menunggu proses selanjutnya, korban bencana longsor yang sebelumnya di tempat penampungan, kini telah dikontrakkan selama enam bulan, kecuali 26 KK yang masih bertahan,” kata Wakil Ketua Harian Satuan Pelaksana (Satlak) Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Kab. Bandung Drs. Nana Priatna, Senin (18/4).

Menurut Nana, yang juga Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemkab Bandung, penanganan korban bencana yang memerlukan dana cukup besar tersebut, pada intinya tetap tergantung kepada masyarakat dan persetujuan dari DPRD. Jika dewan nanti menyetujui dari pihak eksekutif, tinggal menindaklanjuti atau melaksanakan. “Sebelum masa kontrakan mereka habis, diharapkan relokasi tersebut sudah bisa diselesaikan,” kata Nana.
Dia juga mengatakan, Pemkab Bandung tidak semata memindahkan korban bencana yang rumahnya tekubur, tetapi juga yang berada di daerah bahaya satu. Mereka juga setelah dipindahkan akan dipikirkan kehidupannya, misalnya dengan memberi pelatihan dan keterampilan.

Diakui Nana, karena yang turut andil membuang sampah di TPA Leuwigajah tersebut terdiri dari Kota Bandung, Kab. Bandung, dan Kota Cimahi tentu saja penanggulangannya pun dilakukan secara bersama-sama pula. Sedangkan pengoordinasiannya di bawah Pemprov Jabar, mengingat musibah longsor ini terjadi lintas batas.

Menyinggung tidak difungsikannya TPA Leuwigajah sejak terjadi musibah, Pemkab Bandung akhirnya memanfaatkan TPA Babakan Ciparay dan Pasir Buluh untuk membuang sampah rumah tangga maupun yang lainnya. Bahkan, turut membantu Pemkot Bandung mengangkut sampah dari wilayah tersebut, khususnya menjelang pelaksanaan peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA).

“Belum tuntas penanggulangan bencana banjir, gempa, dan longsor yang terjadi di wilayah Kabupaten Bandung, menyusul Gunung Tangkuban Parahu dan gempa tektonik di Gununghalu, Rongga, Cihampelas, dan Cililin. Mudah-mudahan setelah itu tidak ada lagi musibah di Kabupaten Bandung ini,” kata Nana.

Disebutkan Nana, atas terjadinya musibah di Gununghalu, Pemkab Bandung telah memberikan bantuan beras sebanyak satu ton, mi instan, serta minyak goreng yang dikirimkan langsung pada Jumat (15/4) malam lalu ke lokasi bencana. Selain itu telah disiagakan pula posko, dapur umum, dan tenda.

“Rencananya dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga mengirim tiga tenda. Kita mengupayakan tambahan tenda, karena selama ini masyarakat masih panik, mereka belum mau tidur di rumah masing-masing takut ada gempa susulan,” jelas Nana Priatna.

Tangkuban Parahu
Sementara itu, para pedagang dan wisatawan yang biasa mengunjungi objek wisata Kawah Tangkuban Parahu, diharapkan bersabar dan memaklumi penetapan status kegiatan gunung api itu yang masih dikategorikan siaga (level 3). Bagaimanapun, tidak mudah memutuskan penurunan kembali status menjadi waspada (level 2) atau bahkan aktif normal (level 1).
Kasubdit Mitigasi dan Bencana Geologi Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) Surono mengungkapkan itu, ketika dihubungi Senin (18/4) dan ditanya tentang situasi terakhir Gunung Tangkuban Parahu. Ia menyatakan, sampai saat ini DVMBG masih menetapkan keadaan siaga, karena frekuensi gempa-gempa vulkanik masih berada di atas normal.

Pos pengamat gunung api Tangkuban parahu mencatat selama 6 jam terakhir hingga pukul 6.00 WIB kemarin, gempa vulkanik A terjadi 5 kali, dan 8 kali gempa vulkanik B. Sedangkan selama 24 jam sebelumnya, gempa vulkanik B telah terjadi 68 kali, dan enam kali gempa vulkanik A.

"Saya menyadari bagi para pedagang yang selama ini berjualan di sekitar kawah, pasti akan mengalami kerugian. Tapi, semua pihak mesti menyadari risiko besar bila tetap memaksakan berada di radius yang sekiranya tidak aman kalau toh terjadi letusan. Padahal, tidak ada yang bisa memastikan secara pasti kapan penurunan aktivitas akan terjadi," ujar Surono.
Dia sendiri berharap, kejadian itu dan upaya pengosongan kawasan gunung api bisa menjadi bahan pertimbangan untuk tetap menjadikan kawasan sekitar kawah kosong dari aktivitas pedagang maupun parkir kendaraan.

"Mungkin, bisa dipikirkan kemungkinan akses ke atas kawah hanya dilakukan dengan berjalan kaki dan para pedagang ada tempat khusus, tidak di sekitar kawah. Hal itu dilakukan di gunung-gunung api di Jepang, sehingga semakin menambah kemolekan dan kebersihan kawasan wisata gunung api tersebut," paparnya.

Sebelumnya, Direktur DVMBG Yousana O.P. Siagian memaparkan sembilan gunung api di Indonesia sampai sekarang masih dalam status waspada dan siaga. Dari kesembilan gunung tersebut, lima gunung api di antara dalam status waspada dan sisanya empat gunung lainnya dalam status siaga.(A-146/A-64)***

18 April 2005

more me...: Kompos doong

Sebuah pandangan komprehensif dari seorang mahasiswa ITB:

more me...: Kompos doong

Bebersih: Partisipasi Masyarakat

Masyarakat memulai partisipasinya untuk bebersih. Di sekitar Jalan Sorkarno Hatta - Riung Bandung hari ini masyarakat yang diorganisir olehs alah satu instansi membersihkan sampah yang berserakan di jalan. Aksi ini sempat menarik perhatian masyarakat setempat yang ikut pula berpartisipasi membantu.

SEBANYAK 20 anggota Forum Rembug Warga Jawa Barat (FRWJB) membersihkan sampah yang teronggok di bawah jembatan layang Kiaracondong Bandung, Minggu (17/4). Kegiatan yang dilakukan di Cikutra (2 titik), Sukajadi, Sarijadi,dan Kiaracondong ini dilakukan sekira seratusan anggota FRWJB di 5 lokasi ini sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam memecahkan masalah pembuangan sampah di Kota Bandung.*DUDI SUGANDI/"PR"

Warga Diharapkan Ikut Membersihkan Sampah

Pikiran Rakyat, 18 april 2005
BANDUNG, (PR).-Forum Rembug Warga Jawa Barat (FRWJB), Minggu (17/4) menggelar aksi sosial berupa pengantongan sampah yang menumpuk di bawah jembatan layang Kiaracondong. Sehari sebelumnya, FRWJB membagikan 50.000 kantong plastik kepada warga di sejumlah titik tempat pembuangan sampah (TPS) yang tersebar di Kota Bandung.

Sementara itu, tim kecil yang beranggotakan delapan pengusaha ditunjuk untuk mengelola dana yang terkumpul dari para pengusaha se-Kota Bandung, guna pengangkutan sampah secara darurat menjelang peringatan 50 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA).
Ketua FRWJB, Tb. Bakti Sudjana mengungkapkan, aksi sosial tersebut semata-mata bentuk dukungan kepada pemkot yang tengah melakukan persiapan KAA. "Kami tadinya akan menyewa truk dan bako, namun karena sudah habis disewa pihak swasta, langkah konkrit yang bisa kami lakukan adalah menyediakan 50.000 kantong sampah dari plastik sekaligus melakukan aksi sosial pengantongan sampah," ujarnya didampingi Sekretaris FRWJB Maman Nurjaman.
Menurut Bakti, kantong plastik yang dibagikan berukuran 80 x 120 cm yang mampu menampung 1 m3 sampah. Dengan kantong plastik tersebut, pengangkutan sampah bisa lebih mudah karena petugas PD Kebersihan tinggal melempar-lemparkan ke dalam truk.
Sebelumnya, Bakti meminta dewan untuk turun bersama-sama pemerintah daerah mencari solusi dalam mengatasi masalah sampah. Sebab, berdasar pengamatan selama ini, DPRD hanya pasif. "Jangan hanya mengkritik. Dewan mestinya ikut turun ke lapangan mencari solusi," ujar dia.
Menurutnya, DPRD Provinsi Jawa Barat dan Kota Bandung harus membantu pemerintah daerahnya mencari pemecahan masalah sampah.
Terkumpul Rp 1,1 miliar
Berdasar angka dari PD Kebersihan Kota Bandung, sampah yang harus diangkut hingga 30 April 2005 sebagai batas akhir program penanggulangan sampah darurat mencapai 112.790 m3. Persoalannya, pengangkutan sampah oleh PD Kebersihan menuju tiga TPA --Jelekong, Cicabe, dan Pasir Impun-- tidak bisa dilakukan cepat. Sebab, selain anggaran minim, jumlah kendaraan dump truck maupun wheel loader, juga terbatas.
Terkait hal itu, dalam acara silaturhami antara wali kota dengan para pengusaha di Pendopo Jln. Dalem Kaum, Jumat (15/4) malam lalu, terkumpul Rp 1,1 miliar untuk membantu pengangkutan sampah tersebut. Di antara penyumbang adalah Uce K. Suganda (Bank Jabar) Rp 300 juta, Chandra Tambayong Rp 100 juta, Toserba Yogya Rp 100 juta, Dago Pakar Rp 50 juta, dll. Tidak hanya pengusaha, umat Gereja Injili Indonesia (GII) Gardujati juga menyumbang Rp 50 juta dan tujuh gereja berbahasa Mandarin Rp 25 juta.
Sedangkan Istana Group yang sebelumnya telah mengangkut 20.000 m3 sampah dengan biaya Rp 600 juta serta menyumbang 10.000 tanaman bunga palem putri senilai Rp 200 juta, juga menyumbang 26 alat penyemprot lalat kepada setiap kecamatan di Kota Bandung. Tim kecil beranggotakan 8 pengusaha yang bertugas mengelola dana dari para pengusaha antara lain, Uce K. Suganda (Bank Jabar), Karmaka (Bank NISP), Bambang Triwinarko (PT Telkom Kandatel Bandung), Yosef (Istana Group), Tatang (Fujitex), Teguh (REI), dan Herman Wijaya. (A-100)***

Sampah dan Daur Ulang

Sebuah cerita dari negeri seberang...

another try: Sampah dan daur ulang

Enjoy!

Masyarakat di Sekitar TPA Leuwigajah dan Coli

Water Information & News - Indonesia:

Water Information & News - Indonesia: Sumur Warga Tercemar Bakteri Coli (Citizen's wells polluted with coli bacteria): "Pascalongsor sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, sumur-sumur warga di sekitar Kp. Pojok, Kel. Leuwigajah Kec. Cimahi Selatan tercemar oleh bakteri coli yang sangat tinggi, di ambang batas normal."

16 April 2005


Hening Posted by Hello

15 April 2005

Dua Kampung Terisolasi Akibat Sampah yang Luber

Kisah mengiris hati ini aku rujukkan dari Pikiran Rakyat.

Sampah Citepus Luber Dua Kampung Terisolasi: "Pascabencana banjir Maret dan awal April lalu, sampah di aliran Sungai Citepus belum juga dibersihkan. Akibatnya, sungai itu tertutup sampah hampir setinggi 4,5 meter. Kondisi itu meresahkan warga Kampung Sekeandur, dan Bojong Citepus Desa Cangkuang Wetan, Kec. Dayeuhkolot, Kab. Bandung. Warga khawatir, sampah yang terus menumpuk dan mengisolasi kampung itu, akan kembali mengakibatkan banjir serta mendatangkan penyakit."

Sekarang, apakah ada sedikit perhatian dari pemerintah untuk sesegera mungkin melihat dan memperbaiki keadaan di sana ataukah tidak. Kita semua tahu bahwa fokus pemerintah sekarang ini hampir seratur persen pada penyelenggaraan KAA minggu depan. Namun manusia tetap manusia, kan?

14 April 2005

Pusing Memikirkan Dana Gantirugi dan Rehabilitasi TPA Leuwigajah

Rp 200 miliar harus disiapkan oleh Pemkot Bandung, Perkot Cimahi dan Pemda kab. Bandung untuk biaya ganti rugi dan rehabilitasi TPA Leuwigajah. Sudah saatnya bagi 3 pemerintah daerah untuk memikirkan langkah-langkah preventif dalam rencana jangka panjang pengelolaan sampah agar biaya-biaya ini bisa diminimalkan. Banyak hal yang bisa dilakukan, salah satu diantaranya adalah penyuluhan tentang pentingnya pengolahan sampah organik menjadi kompos yang bisa dilakukan secara mandiri oleh masyarakat. Kerja keras dan kemauan memang adalah satu-satunya jalan menuju Bandung yang bersih dan asri.

Tiga Pemerintah Daerah Harus Siap Rp 200 Miliar: "Pemkot Cimahi, Pemkot Bandung, dan Pemda Kab. Bandung harus menyediakan anggaran Rp 200 miliar untuk merehabilitasi TPA Leuwigajah dan membayar ganti rugi kepada korban longsor serta masyarakat di sekitarnya. Namun, karena keterbatasan anggaran yang dimiliki, Pemprov Jabar dan pemerintah pusat diminta membantu pendanaannya.
'Berdasarkan perhitungan kasar, biaya yang dibutuhkan untuk merehabilitasi TPA dan ganti rugi kepada warga mencapai Rp 200 miliar. Kami berharap, 30% kebutuhan dana itu dibantu Pemprov Jabar dan sebagian sisanya dari pemerintah pusat,' kata Wali Kota Cimahi, Ir. H.M. Itoc Tochija, M.M., Rabu (13/4)."

13 April 2005

Bersihnya TPS Tamansari

Akhirnya, pada hari ini, 13 April 2005, TPS Tamansari - Ganesha tampak bersih, walaupun aroma busuk masih samar-samar terasa. Gunung sampah mendadak hilang dari sana. Senang sekali melihat jalan Tamansari dan Ganesha tidak tampak kumuh. Keadaan ini membuat hatiku menjadi lebih tenang dan nyaman. Semoga keadaan yang sudah lumayan ini akan menjadi lebih baik di masa-masa yang akan datang.


TPS Tamansari - Ganesha tampak bersih dari sampah. 13 April 2005. Posted by Hello

Evakuasi Sampah Sangat Lambat

proses evakuasi sampah yang terjadi sekarang di berbagai sudut kota terasa sangat lambat. Gunungan sampah di persimpangan jalan Tamansari dan jalan Ganesha baru mulai dievakuasi pada hari Selasa kemarin, 12 april 2005. Itu pun dilakukan dengan sangat lambat. Pemerintah kota mulai panik, dan menghimbau pengusaha untuk membantu evakuasi sampah yang berserakan di seluruh kota.

Pemkot Imbau Pengusaha Bantu Evakuasi Sampah: "Para pengusaha termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang berada di Kota Bandung diminta membantu pengangkutan sampah. Sebab sampai 30 April 2005, sampah yang belum terangkut diperkirakan mancepai 112.790 m3."

Post pertama dari email

Ini adalah posting pertamaku dari email. Moga-moga
berhasil.

12 April 2005

Jalan Bengawan Lebih Manusiawi


Setelah beberapa hari proses pengangkutan sampah ke TPA Cicabe dan Pasirimpun, sampah di beberapa pojok kota sudah mulai surut. Begitu pula TPS Sampah di depan gereja Maranatha di jalan Bengawan yang sekarang jauh tampak lebih "manusiawi". Posted by Hello

Rencanakan Agenda Pengelolaan Sampah yang Membumi

Dr. Ir. Mubiar Purwasasmita berbisik kepada saya, tampaknya pemerintah kota harus dipaksa untuk merasakan bagaimana menderitanya orang yang hidup di dekat sampah. Sehingga, seluruh agenda pengelolaan sampah di masa yang akan datang, atau yagn sedang disusun langsung menyentuh akar rumpt, dan tepat menuju sasaran permasalahan yang ada. Menurutku, ada beberapa aspek yangmenurut "orang kecil" seperti saya harus dipikirkan oleh pemerintah kota.
  1. Berikan contoh nyata bagaimana cara mengelola sampah yang baik. "Orang penting" di jajaran pemerintahan harus memperlihatkan kepada seluruh masyarakat bahwa mereka juga sadar akan pentingnya menyelesaikan permasalahan samaph di Bandung.
  2. Himbau masyarakat untuk mengelola sampahnya sendiri dengan turun langsung ke bawah dan memberikan dorongan moril secara efektif.
  3. Untuk menciptakan Bandung yang bersih dan asri, sikap yang sedikit represif dalam mengimplementasikan Perda K3 masih bisa diterima. Siapkan aparat yang jujur dan mampu untuk menjaga momentum bergulirnya pemberlakuan Perda tersebut. Berlakukan Perda tersebut tanpa pandang bulu. Singapura dan Malaysia sukses karena mereka memberlakukan peraturan tentang kebersihan tanpa pandang bulu.
  4. Bersamaan dengan itu semua, tunjang seluruh program K3 dengan infrastruktur yang efektif dan efisien. Infrastruktur yang sophisticated namun tidak efektif dan efisien sama sekali tidak berguna.

Bahaya Mengintip di TPA Leuwigajah

Dari Pikiran Rakyat aku membaca berita yang sangat mengenaskan hati. Akankah rakyat kecil akan dikorbankan lagi? Akankah kembali kita mendengar mereka menangis? Jangan! Jangan sekali lagi!

Longsoran Sampah Kian Mendekat: "Longsoran sampah dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah terus bergerak dan kini semakin dekat ke permukiman penduduk di Kampung Pojok, Kel. Leuwigajah, Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Selain mengganggu kesehatan dan mencemari air sumur, gunungan sampah itu dikhawatirkan longsor. "



Tumpukan sampah di Jalan Terusan Jakarta - Antapani telah mulai diangkut. Gunungan yang beberapa hari yang lalu luber hingga ke tengah jalan, telah mulai surut. Foto: Dikdo Maruto/PR

Pengelolaan Sampah Masih Sangat Marginal

Pengelolaan sampah di kota Bandung masih sangat bersifat marginal. Padahal msalah sampah bukan hanya masalah pemerintah daerah saja. Tetapi masalah sampah adalah masalah seluruh komponen masyarakat dan perangkat sosial-hukumnya. Sehingga dalam menanggulangi masalah ini, seluruh komponen masyarakat harus tersentuh secara efektif dan komprehensif. Usaha-usaha untuk itu sebenarnya sudah dimulai dengan komunikasi yang dilakukan oleh pemerintah kota serta rencana diberlakukannya Peraturan Daerah tentang K3. namun hal itu masih memerlukan usaha yang sangat keras agar apa yang telah dimulai masih terasa bergema. Pak Dada pernah berkata bahwa masyarakat Indonesia memang harus dipaksa untuk menghormati kepentingan umum. Paksa saja, Pak!

Pengelolaan Sampah Harus Berorientasi Jangka Panjang: "Dalam penanganan tanggap darurat sampah menjelang peringatan KAA, Dirut PD Kebersihan Kota Bandung Awan Gumelar mengatakan, mulai 1-10 April sudah terangkut 22.030 m2 sampah dari TPS-TPS ke TPA. Sedangkan dari Pasar Induk Caringin terangkut 73 rit (3.840 m3 sampah). Sedangkan pengangkutan bantuan oleh Istana Group sebanyak 384 rit (3.840 m3) baru di lima 5 TPS dari target 9 TPS, dan bantuan PT Anugerah 6 rit (60 m3) baru 1 TPS dari target 2 TPS.
Pemkot Bandung mengambil tiga cara pengelolaan sampah pascalongsor TPA Leuwigajah, yakni pengelolaan jangka pendek (darurat untuk persiapan KAA), pengangkutan rutin PD Kebersihan dan partisipan ke TPA Jelekong 200 rit/hari, TPA Cicabe (150 rit/hari) dan TPA Pasirimpun (50 rit/hari). "

Gunung Sampah di Tamansari

Sudah pernah mendengar tujuan wisata Bandung yang baru? Gunung sampah di Jalan Tamansari-Ganesha. Pengunjung bisa menikmati gunungan sampah sambil berkuda pada akhir minggu, hanya dengan membayar Rp 5000,- sekali putar!

Walaupun gunung sampah di berbagai sudut kota sudah mulai menyusut, gunung sampah di Jalan Tamansari-Ganesa belum tersentuh sama sekali. Bagaimana ini? Kasihan Pak Masykur yang sejak sebulan yang lalu harus menutup restauran masakan Padang yang terletak persis di depan gunungan sampah ini.

09 April 2005

Sampah yang Masih Tak Tersentuh

Kata orang, kalau mau melihat kondisi sampah di Bandung, lihatlah TPS di Jalan Bengawan, di depan Gereja Maranatha. Di sana, frustrasi pemerintah kota Bandung terlihat dengan jelas. Di tempat sampah inilah tersirat dengan gamblang bagaimana pemerintah kota gagal mengelola masalah sampah di kota ini. Kata beberapa sumber yang aku hubungi, truk-truk sampah sudah mulai mengangkut sampah yang menumpuk mengerikan di lokasi ini.

Tidak ada yang paling bahagia ketika melihat jumlah sampah di Parakan Saat yang sudah mulai surut selain penduduk sekitar dan anak-anak Sekolah Dasar Parakan Saat. Sampah di lokasi ini sudah mulai surut, terangkut sebagian sejak kemarin. Gundukan sampah yang beberapa hari yang lalu sudah mulai memenuhi setengah badan jalan, sudah hilang, walaupun tempat ini masih belum kembali asri. Bau busuk masih menyengat dari jarak 200 meter.


Namun, surutnya sampah di berbagai tempat di sudut kota Bandung tidak diikuti oleh keadaan sampah di Jalan Terusan Jakarta Antapani. Keadaan sampah di sana malah semakin bertambah buruk, karena badan jalan yang dipenuhi sampah makin banyak. Mobil dan pejalan kaki yang meliwati tempat ini semakin merasa kesusahan. Pada waktu-waktu tertentu, terjadi kemacetan yang cukup parah di sekitar lokasi ini. Masalah multi dimensi yang dihadapi oleh Bandung memang tidak mudah dan perlu perhatian dari seluruh komponen masyarakat. Harus ada langkah-langkah strategis yang direncanakan secara matang untuk mengatasi hal itu semua. Langkah-langkah sosialisasi untuk menyadarkan masyarakat akan masalah sampah di Bandung harus dilakukan dengan segera. Hey, orang melayu di Malaysia bisa, mengapa melayu di Indonesia tidak?


Proses Pengangkutan Sampah Terhambat

Jalan ke TPA Cicabe amblas, padahal infrastruktur TPA Pasirimpun belum siap. Bah, apakah hal ini lantas akan menghambat proses pengangkutan sampah yang kemarin sudah mulai surut? Please, jangan sampai sampah yang sudah membusuk dan mengeluarkan bau busuk itu masih harus terus menumpuk di sudut-sudut kota.

Cek: PR 8 april 2005
Jalan ke TPA Cicabe Amblas

Proses pengangkutan sampah Kota Bandung masih mengalami beberapa kendala. Selain TPA Pasirimpun yang belum siap digunakan, jalan masuk ke TPA Cicabe pun amblas sehingga sempat membuat proses pegangkutan sampah terhenti.

Informasi mengenai amblasnya jalan menuju TPA Cicabe itu diperoleh dari Humas PD Kebersihan Kota Bandung S. Yosep, Kamis (7/4). Yosep mengatakan, jalan masuk ke TPA Cicabe amblas pada Rabu (6/4) namun sudah langsung diperbaiki.

"Kami sudah memadatkannya kembali dan proses pengangkutan bisa dilanjutkan hingga pukul 22.00 WIB," ujarnya.

Dikatakannya, sepanjang hari kemarin TPA Cicabe dipakai untuk menampung sampah-sampah dari TPS Kobana (Tegallega), TPS Jln. Katamso dan TPS di beberapa wilayah lainnya. Pengangkutan itu didukung truk-truk bantuan dari Istana Group.

Wali Kota Dada Rosada saat ditemui di Pendopo Kab. Bandung membenarkan peristiwa amblasnya jalan masuk ke TPA Cicabe. Menurutnya, hal itu terjadi karena penggunaan TPA tersebut dipaksakan. Padahal berdasarkan kajian Dinas Bina Marga, TPA Cicabe baru bisa digunakan pada hari Kamis.

08 April 2005

Tindakan Darurat di TPA Leuwigajah

Walaupun sudah sekian lama bencana longsor di TPA Leuwigajah telah terjadi, namun hingga saat ini Pemerintah Kota Bandung, Pemerintah Kota Cimahi dan Kab Bandung belu melakukan tindakan-tindakan nyata untuk merehabilitasi TPA Leuwigajah.

Periksa: Pikiran Rakyat, 8 april 2005

Harus Dibangun Tanggul di Lokasi TPA Leuwigajah

Tiga pemerintah daerah, yakni Pemkot Cimahi, Pemkot Bandung, dan Kab. Bandung dituntut segera membangun tanggul-tanggul di sekitar lokasi longsoran sampah TPA Leuwigajah, untuk mengatasi pergerakan longsoran sampah yang semakin meluas.

"Dari awal, kami telah mengatakan, mbok ya jangan begitu. Padahal, kurang lebih dua atau tiga minggu lalu, kami sudah mengeluarkan rekomendasi tertulis tentang program emergency yang harus segera dilakukan tiga pemerintahan itu," kata Prof. Endri Damanhuri, anggota Satgas ITB Peduli Leuwigajah dan Sampah Bandung Raya kepada "PR", Kamis (7/4).

Hal itu disampaikan Endri menyikapi belum adanya upaya penanganan apa pun di sekitar lokasi longsor, baik di Kp. Pojok, Kel. Leuwigajah, Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi ataupun Kp. Cilimus, Desa Batujajar Timur, Desa Batujajar, Kab. Bandung.

Endri menyatakan sudah menyarankan agar segera dibuat tanggul-tanggul sederhana untuk mengatasi longsoran sampah yang terus bergerak. Selain itu, longsoran sampah tersebut hendaknya digeser paling tidak 100 meter dari permukiman warga untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk timbulnya kebakaran yang memungkinkan merembet ke permukiman warga.

"Namun, sampai saat ini belum ada langkah apa pun di lapangan," kata Endri.

07 April 2005

TPA Pasirimpun Belum Siap

Walaupun timbunan sampah kota sudah mulai diangkut oleh truk-truk sampah yang sudah mulai bekerja sejak kemarin, masih banyak timbunan sampah yang menggunung di beberapa tempat. Sebutlah Jalan Bengawan, Arcamanik, Antapani, Parakan Saat, Pasir Koja, Taman Sari ITB, dan lain-lain. Proses evakuasi sampah masih terasa sangat lambat. Hal tidak lepas dari belum siapnya TPA Pasirimpun untuk menerima buangan sampah kota.

TPA Pasirimpun Belum Siap: "Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasirimpun di Kel. Karang Pamulang Kec. Cicadas, hingga Kamis (7/4) ini diperkirakan masih belum bisa diaktifkan, karena lokasi manuver (areal pemberhentian truk) belum selesai dibuat. Kepala Seksi PD Kebersihan Wilayah Bandung Timur Sukma Hergana, Rabu (6/4) mengatakan, lokasi manuver truk sampah masih membutuhkan waktu 2-3 hari lagi untuk bisa digunakan.
Rencananya, TPA Pasirimpun harus sudah dioperasikan pada Kamis ini. Namun, karena lokasi manuver belum siap, jadwalnya terpaksa dimundurkan. Karena, jika dipaksakan bisa menimbulkan hal yang tidak diinginkan. "

Warga Leuwigajah Minta Relokasi ke Tempat Aman

Masalah TPA Leuwigajah belum selesai. Pemerintah harus memperhatikan dampak sosial-kemasyarakatan yang timbul akibat dari longsornya TPA Leuwigajah beberapa waktu yang lalu.

Warga Leuwigajah Minta Relokasi ke Tempat Aman: "Sedikitnya 130 kepala keluarga (KK) Kampung Pojok Kel. Leuwigajah Kec. Cimahi Selatan Kota Cimahi yang berada di lokasi Bahaya I longsoran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, menuntut segera direlokasi ke tempat aman. Selain dihantui ancaman longsor susulan, sebagian warga sudah terserang penyakit kulit karena air sumur mereka tercemari limbah sampah.
Keterangan yang dihimpun 'PR' di lapangan, Rabu (6/4) menyebutkan, tuntutan warga itu muncul menyikapi belum adanya tindak lanjut dari Pemkot Cimahi tentang nasib mereka pascamusibah longsor TPA Leuwigajah 21 Februari lalu. 'Kami minta segera direlokasi, sebab longsoran sampah terus bergerak dan saat ini tinggal beberapa meter lagi dari rumah kami,' kata sejumlah warga di RT 1 dan RT 4 RW 10 Kampung Pojok."

06 April 2005

Bebersih

Bandung sedang berbenah kembali. Aparat kebersihan sedang bekerja keras untuk mengangkut sampah yang sudah menumpuk selama 4 minggu terakhir ini dari berbagai tempat. Tidak gampang untuk mengangkut seluruh gunungan sampah itu dengan cepat, memang. Namun berangsur-angsur sampah suadh mulai hilang dan menipis. TPA Cicabe adalah tujuan pertama, yang nanti kemudian diikuti oleh TPA Pasir Impun. Infrastruktur yang belum beres akan dibereskan secepat mungkin, demikian janji Dada Rosada.

Tetapi semua ini bukan tujuan akhir kita semua kan? Masih banyak PR yang harus dipikirkan oleh seluruh komponen masyarakat; masyarakat itu sendiri dan pemerintah kota beserta aparatnya. Apa yang harus dilakukan masyarakat Bandung untuk menjaga kota ini agar tetap bersih dan asri? Pemerintah harus sesegera mungkin menginformasikan dan megnkomunikasikan rencana-rencana strategis kota yang berkaitan dengan sampah dan kebersihan kota. Tunggu apa lagi?

Hari Ini: Sampah Mulai Terangkut


Kegiatan Pengangkutan Sampah di TPSS Tegallega
Dudi Sugandi-PR


Kegiatan di TPA Cicabe
Dudi Sugandi-PR

Akhirnya hari ini gunungan sampah mulai diangkut dari berbagai tempat pembuangan sampah sementara di berbagai pojok kota. Kegiatan ini masih terasa sangat lambat. Hal itu disebabkan karena infrastruktur belum siap sepenuhnya (PR, 6 april 2005). Di seluruh jalan-jalan di kota Bandung telah terlihat kegiatan pembersihan tempat sampah. Truk-truk penuh bermuatan sampah seliweran menebar bau busuk. Mobil-mobil yang sedang antri karena macet, terpaksa menutup kaca jendela kalau tidak mau diserang oleh bau tak sedap ini.

Gunungan Sampah Mulai Diangkut ke TPA Cicabe: "BANDUNG, (PR).-
Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan Kota Bandung mulai Selasa (5/4), sudah memanfaatkan TPA Cicabe, Kel. Mandalajati Kec. Cicadas, setelah pembangunan infrastruktur selesai dilakukan. Sedangkan untuk TPA Pasirimpun, baru bisa dipakai Jumat (8/4), karena pembangunan infrstruktur pendukung belum tuntas."

05 April 2005

Wali Kota Setujui Penggunaan Kembali TPA Leuwigajah

Penggunaan kembali TPA Leuwigajah akan dikaji. Semoga kajian ini telah/akan mempertimbangkan bebargai aspek secara komprehensif sehingga masalah yang akan muncul kemudian bisa diminimalisasi.

Wali Kota Setujui Penggunaan Kembali TPA Leuwigajah: Bandung, Kompas - Wali Kota Bandung Dada Rosada, Kamis (31/3), mengaku setuju jika eks-TPA Leuwigajah, Kota Cimahi, kembali digunakan untuk TPA terpadu bagi wilayah Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kabupaten Garut, dan Kota Cimahi.

Meski demikian, kata Dada, pihaknya masih menunggu hasil kajian serta kesepakatan Gubernur Jawa Barat dengan pemerintah lima kabupaten/kota tersebut.

"Kalau TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Leuwigajah ternyata memungkinkan digunakan, akan dipakai untuk TPA terpadu. Tetapi, kalau tidak memungkinkan dipakai, akan diperbaiki," katanya.

Penggunaan TPA terpadu Bandung Raya disepakati sebagai solusi pengelolaan sampah pascabencana longsor di TPA Leuwigajah, 21 Februari lalu. Longsor di TPA Leuwigajah memperlebar lahan TPA dari yang semula 25 hektar menjadi 43 hektar.

Sebelumnya telah disepakati penggunaan tiga lokasi untuk TPA terpadu Bandung Raya, yaitu di Desa Cijapati, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Garut. Selain itu, Desa Cirawamekar, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung; dan Desa Cijeruk, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang.

Kritis

Image hosted by Photobucket.com


KCM - Bukan Sekadar Berita: "Bandung, Kompas - Akibat lambannya pemerintah daerah menangani masalah sampah yang terus menggunung, Gerakan Masyarakat Peduli Lingkungan Kota Bandung menggelar aksi peduli sampah di sejumlah tempat pembuangan sampah di Kota Bandung, Minggu (13/3)."

Keadaan itu saat ini sebenarnya jauh lebih kritis dari pada apa yang telah dilansir. Coba kunjungi beberapa tempat pembuangan sampah sementara di beberapa pojok kota. Saat ini, hampir di seluruh TPS, badan jalan yang digunakan untuk sampah sudah melebihi setengahnya. Seperti misalnya di kawasan Gedebage dan sekitarnya, atau di kawasan Ujung Berung. Yang paling menyedihkan adalah TPS di jalan Parakan Saat. Sampah sudah menumpuk di sekitar Sekolah Dasar yang letaknya sekitar 100 meter dari TPS!

04 April 2005

TPA Darurat Belum Siap

TPA Belum Siap Tampung Sampah: "Evakuasi sampah besar-besaran di Kota Bandung yang dicanangkan Wagub Jabar, Jumat (1/4) lalu, ternyata masih terbentur belum siapnya TPA-TPA yang akan digunakan untuk menampungnya. Kendati demikian, Wali Kota Bandung Dada Rosada menegaskan, sebelum digelar KAA, sampah-sampah di jalur yang akan dilalui rombongan delegasi KAA akan terangkut semua.

Saat ditemui di TPA Cicabe, Minggu (3/4), Dada Rosada mengatakan, kendala yang saat ini dihadapi Pemkot Bandung dalam penanggulangan sampah adalah belum siapnya beberapa TPA, seperti TPA Cicabe. Untuk itu, pemerintah harus melakukan penataan terlebih dahulu, agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan warga sekitar.
'Mudah-mudahan kegiatan penataan jalan masuk dan lapangan penimbunan sampah ini bisa selesai dalam dua hari ini,' ujar Dada.

Dikatakannya, kapasitas TPA Cicabe sebesar 45.000 m3. Sementara angkutan truk yang sampah maksimal sebanyak 150 rit/hari dengan kapasitas 10 m3/truk. Dengan mengaktifkan TPA Cicabe, Pasir Impun dan Jelekong, diharapkan 112.000 m3 sampah yang ada di Bandung dapat dievakuasi."

Namun semua itu belum siap digunakan, dan aku masih berharap, semoga Bandung akan menjadi bersih kembali di akhir minggu ini, walaupun hanya untuk sementara. Duh, sementara?

Perangi Sampah

Image hosted by Photobucket.comBerdayakan Sampah di Bandung Raya: "MELIMPAHNYA sampah di Kota Bandung, Cimahi, dan Kabupaten Bandung, setelah tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Leuwigajah mengalami longsor, merupakan ancaman bagi kesehatan warga dan 'bencana' kebersihan di tiga daerah tersebut. Kendati pemerintah setempat telah melakukan berbagai upaya untuk menyikapi menumpuknya sampah, hasilnya tetap belum optimal. Di wilayah Kabupaten Bandung, jauh sebelum musibah Leuwigajah terjadi, partisipasi masyarakat, perguruan tinggi maupun swasta sebetulnya sudah ada. Sampah rumah tangga mereka olah menjadi pupuk organik berupa kompos yang sangat berguna bagi pertanian, baik hortikultura maupun perkebunan. Bahkan, ada sekelompok masyarakat yang menjadikan sampah menjadi berbagai hasta-karya.

'Di Kabupaten Bandung sudah ada masyarakat yang peduli sampah sekaligus memanfaatkannya menjadi kompos dan kerajinan tangan. Demikian pula pihak swasta dan perguruan tinggi,' kata Kepala Dinas Kebersihan Kab. Bandung Ir. H. Sudirman, M.Si., Minggu (3/4)."

TPA Cicabe dan Pasir Impun Belum Siap

TPA Cicabe dan Pasir Impun di Cicadas belum siap untuk menerima sampah menggunung di Bandung. PU saat ini sedang bekerja keras untuk mengeraskan dan mengaspal jalan menuju ke TPA ini. Diharapkan seluruh infarstruktur TPA akan siap pada hari Selasa besok (5 April 2005), sehingga sampah-sampah ayng sudah menggunung di seluruh kota Bandung bisa diangkut segera.

Moga-moga minggu ini Bandung akan kembali bersih, walaupun hanya untuk sementara.

01 April 2005

Jalan Terusan Jakarta Semakin Parah

Image hosted by Photobucket.com
Sampah menggunung? Biasa! Lihatlah bagaimana keadaan sampah di tempat pembuangan sampah sementara di Jalan Terusan Jakarta. Tempat yang disediakan untuk pejalan kaki sudah tertutup sampah yang tidak muat lagi di tempat sampah yang memang terbatas, padahal tempat sampah di Jalan Terusan Jakarta bukan tempat sampah yang kecil lho!