26 November 2005

Sampah di Jalan Moh. Toha


Kegiatan pengangkutan sampah di Jalan Moh. Toha ini terjadi setiap saat. Akhir-akhir ini kegiatan pengangkutan sampah di sekitar daerah ini meningkat karena meningkatnya volume sampah. Dampaknya, bau busuk tersebar ke daerah sekitarnya. Padahal lokasi kegiatan ini persis di depan pintu jalan Tol yang merupakan pintu gerbang kota Bandung.

25 November 2005

Kita dan Tempat Pembuangan Sampah

Diambil tanpa ijin dari PR.

SAMPAH adalah persoalan kita bersama.Tak ada siapa pun yang hidup tanpa menghasilkan sampah. Dengan membayar retribusi, maka soal pengangkutan sampah kita percayakan, kepada pemerintah. Kita percaya, bahwa pemerintah akan mengangkut, membuang, dan mengelola sampah-sampah tersebut secara paripurna, tanpa menimbulkan kerugian.
Sampah, adalah persoalan kepercayaan. Setelah TPA Leuwigajah longsor pascapenggunaan selama berpuluh tahun, mata masyarakat pun terbelalak. Rupanya, ini buah kepercayaan kita kepada pemerintah.Sampah kita telah memakan korban jiwa dan merenggut kepercayaan warga kepada pengayomnya.

Sampah, adalah persoalan keseriusan. Sebanyak 2,6 juta warga Kota Bandung, bukan sedikit membagi kubikan sampah yang dihasilkannya. Setelah Leuwigajah, kita gunakan lagi Pasirimpun selama beberapa pekan, lalu kembali ke Jelekong. Kini, Jelekong hampir tamat riwayatnya.

Sampah, juga persoalan jangka panjang. Habisnya masa pakai Jelekong pada akhir tahun ini, sudah dibahas sejak awal. Masyarakat terus mencoba mengingatkan pemerintahnya agar segera memperoleh lahan baru pasca-Jelekong. Tapi, semua tak pernah memuaskan.
Sebagai persoalan serius dan berdampak jangka panjang, tempat pembuangan akhir sampah baru harus segera ditemukan. Oke kalau memang Jelekong bisa diperpanjang, tapi untuk berapa lama? Bagi berapa kubik sampah? Selama kurun waktu perpanjangan itu, mampukah kita dapatkan lahan baru? Atau, bahkan sistem pengolahan baru?

Kita tidak menutup mata bahwa pemerintah tengah menjajaki lahan Citatah, Cikalongwetan, dan beberapa lokasi lainnya sebagai pengganti Jelekong. Kita juga tidak memungkiri, PD Kebersihan telah membuat MoU dengan konsorsium dari negeri seberang soal pengolahan sampah. Tetapi, sampah adalah sampah. Sampah dihasilkan setiap hari, dengan jumlah yang sulit untuk berkurang. Artinya, segenap pencarian lahan dan seabrek penandatanganan perjanjian, berpacu dengan waktu. Berpacu dengan sampah yang terus dan terus dan terus dihasilkan.

Kita masih punya waktu dua bulan bagi Jelekong. Jika Tuhan, Pemkab, dan warga mengizinkan, mungkin kita bakal punya tambahan napas untuk beberapa bulan ke depan. Katakanlah, secara keseluruhan kita punya waktu enam bulan bagi Jelekong.

Namun, di atas kertas pun rasanya sulit untuk berhitung bahwa waktu 6 x 30 hari bakal cukup untuk membuka lahan baru, apalagi menerapkan sistem teknologi pengolahan sampah. Lha wong untuk amdal, kajian geologi, hidrogeologi, transportasi, dan sosial ekonomi saja minimal bakal makan waktu segitu. Atau, pemkot bakal melewati semua prosedur formal tersebut demi berpacu dengan waktu? Kita harap tidak.

Yang jelas, pada jeda waktu antara habisnya masa pakai Jelekong dan digunakannya TPA baru, bakal terjadi gunungan sampah. Namun, sampah adalah persoalan kita bersama, meski perlu terus mendesak pemerintah agar segera memproses perizinan dan pengkajian lahan baru, di mana pun itu. Kita tidak mau lagi ada korban jiwa akibat gunungan sampah TPA. Karena, kita masih ingin mempercayai pemerintah dan terus berharap pemerintah dapat memegang amanahnya. (Uwie/PR)***

Pemerintah Kota Harus Pastikan TPA Baru

BANDUNG, (PR).-DPRD meminta Pemerintah Kota Bandung segera memastikan lahan baru pengganti TPA Jelekong tanpa menunggu masa pakai TPA itu habis. Selain itu, warga Jelekong juga harus diberikan kompensasi yang bentuknya dapat disepakati kedua belah pihak.
“Kami khawatir waktu penggunaan TPA Jelekong habis dan pemkot belum siap. Tapi, dari hasil kesepakatan dengan pihak ketiga beberapa waktu lalu, katanya mereka akan membantu mencarikan lahan sebagai antisipasi sementara dan itu harus ditindaklanjuti,” kata Ketua DPRD Kota Bandung, Husni Muttaqin, Kamis (24/11).

Menurutnya, dewan sudah meneruskan masukan dari sejumlah warga Kab. Bandung yang menawarkan lahannya sebagai TPA. Lahan tersebut antara lain berada di Cijapati dan dua lokasi di Citatah masing-masing seluas 10 dan 15 hektare.

Husni juga meminta pemkot mendesak kembali tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) Bandung Metropolitan yang pernah dijanjikan pemerintah provinsi. Pada Maret 2005, empat kepala daerah yakni Kota Bandung, Kab. Bandung, Kab. Cimahi, dan Kabupaten Sumedang menandatangani nota kesepahaman rencana pengelolaan sampah secara terpadu melalui program Greater Bandung Waste Management Corporation (GBWMC).

Saat ini, pemkot berpacu dengan waktu untuk memperoleh lahan alternatif tapi tetap harus mengikuti prosedur perizinan yang dipersyaratkan termasuk AMDAL. Selain itu, pemerintah juga harus aktif melakukan sosialisasi agar terjadi kesepahaman dengan masyarakat sekitar TPA.

Berita selengkapnya.

22 November 2005

Buatlah Kompos!

Jangan membuang sampah organik.

GAWAT DARURAT: Tamatnya TPA Jelekong

DARURAT

Sejak longsornya TPA Leuwigajah, TPA Jelekong menjadi TPA andalah kota Bandung. Namun TPA yang luasnya 10 hektar ini telah tak mampu lagi menampung sampah kota yang membludak tiap harinya. Produksi sampah kota yang biasanya 50-60 truk per hari, saat ini telah mencapai 300 truk per hari. Akibatnya, sampah mulai menumpuk di berbagai TPS dalam kota.

Pekan lalu, Wali Kota Bandung Dada Rosada menyampaikan bahwa masa pakai TPA Jelekong akan segera berakhir dalam dua bulan ke depan.

Sampah di Perumahan Wijayakusumah Ujung Berung

Sejak Lebaran usai, tumpukan sampah di TPS perumahan Wijayakusumah masih menumpuk hingga sekarang. Tumpukan sampah tersebut tidak diangkut oleh petugas sampah yang menyebabkan bau busuk menyebar di sekitar TPS. Lalat mulai mengganggu penduduk setempat. Dari berita yang aku dengar di radion Elshinta, petugas kebersihan membiarkan dan tidak mengangkut sampah di perumahan tersebut karena petugas tidak mendapat bagian THR pada saat Lebaran. Waduh.

Memang akhir-akhir ini, di beberapa TPS di kota Bandung, sampah mulai tidak terurus. Tumpukan sampah sudah menghiasi kembali berbagai TPS di kota Bandung. Tampaknya TPA Jelekong yang merupakan andalan utama tempat pembuangan sampah kota Bandung saat ini telah tak sanggup lagi menampung sampah kota.

19 November 2005

Tumpukan Sampah Paska Lebaran


Paska Lebaran yang sudah hampir dua minggu liwat ini masih meninggalkan masalah di Bandung. Sampah masih menumpuk di beberapa tempat, salah satunya di TPS Jalan Puter. Bau busuk yang menyengat telah menjadi hiasan harian bagi warga setempat.

Gambar diambil dari PR tanpa ijin.

18 November 2005

Sampah Paska Lebaran

Sampah-sampah masih menumpuk tak terangkut dari beberapa TPS di Kota Bandung, di antaranya:

  • TPS Jalan Bengawan
  • TPS Jalan Jakarta
  • TPS Parakan Saat
  • TPS Kolonel Masturi
  • TPS Tamansari
  • TPS Puter
  • TPS Dago Atas

Bandung tampaknya mulai kewalahan. Mari kita bersiap-siap menghadapi Bandung berbau sampah. Bandung bersampah adalah sebuah keniscayaan.

16 November 2005

TPA Jelekong Akan Ditutup

Diketahui bahwa TPA Jelekong akan ditutup pada dua-tiga bulan ke depan. Hal ini tentu akan membawa dampak tidak begitu menggembirakan bagi kota Bandung dan kabupaten Bandung. Padahal, di beberapa tempat, hingga hari ini, sampah paska Lebaran masih menumpuk tak terangkat.

Siap-siap untuk melihat Bandung berbau kembali.

14 November 2005

Wawasan

  • Imagi Bandung :: Kumpulan gambar tentang kota Bandung.
  • Polusi :: Masalah klasik kota padat seperti Bandung. Tetapi menarik melihat hal ini dari berbagai sudut pandang.
  • Cipularang :: Membuat jarak seolah tak berarti, katanya. Tapi memang betul. Akibatnya bandung semakin padat, macet dan tak nyaman lagi. Terlebih pada akhir minggu.
  • Master Plan Transportasi Bandung :: Kawasan Bandung Metropolitan harus segera memiliki master plan sistem transportasi. Sehingga, kesemrawutan sistem transportasi di kawasan ini bisa segera diselesaikan.
  • Banjir dan Masa Depan Indonesia :: Sudah sangat mendesak negeri ini harus kita selamatkan dari kehancuran. Jutaan rakyat menanti keseriusan dan komitmen para pembuat dan pelaksana kebijaksanaan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Kajian menarik tentang lingkungan dan air Indonesia.
  • Sophia Latjuba Makelar Sampah :: Siapa yang pernah berpikir bahwa artis cantik ini menekuni bisnis sampah?
  • Wujudkan Cita – Cita VL Stoors : Bandung Yang Bersih, Asri, dan Sehat :: Persoalan sampah di Indonesia, khususnya di berbagai kota besar, mulai terasa memberikan gangguan dan dampak lingkungan yang merugikan.
  • Usai Malam Takbiran - 710 Meter Kubik Sampah Berhasil Terkumpul :: PD Kebersihan Kota Bandung dalam jangka waktu semalam atau pada malam takbiran pada Rabu (2/11) malam hingga Lebaran 1426 Hijriah, Kamis, berhasil mengumpulkan sebanyak 710 meter kubik sampah yang diangkut oleh 71 unit armada pengangkut sampah.
  • Susukanna Oge Pinuh Runtah :: "Atos, kapungkur tos ngamodal nyalira kanggo masang pipa nyalurkeun cai. Malihan tos dua pipa dipasang. Tapi bade kumaha deui da Susukan Citaripna oge katutup ku runtah," ujar Mang Didi, yang mengaku sejak usia 11 tahun meneruskan usaha orang tuanya berjualan di persimpangan Jalan K.H. Wahid Hasyim (selama ini dikenal dengan sebutan Jalan Kopo) dengan Jalan Soekarno Hatta.
  • Kapan Kota Bandung Bebas Banjir ”Cileuncang”? :: ANDA sering geram karena kendaraan roda dua atau roda empat Anda terjebak dalam genangan air di jalan saat hujan turun? Atau rumah dan pekarangan Anda bahkan menjadi ”langganan” limpasan air got yang terus- menerus mampet? Percayalah, Anda tidak sendiri. Rasa geram dan kesal terhadap banjir cileuncang sudah menjadi milik sebagian besar warga Kota Bandung.

05 November 2005

Composter

Sejak 6 bulan yang lalu, sebuah composter berwarna biru tergeletak di belakang rumahku. Sejak itulah aku tidak pernah lagi membuang sampah organik. Composter ini dilengkapi dengan sebuah "pintu" kecil di bawah untuk mengeluarkan kompos yang telah matang. Sebuah ventilator mencuat di atas berupa pipa PVC yang berlubang-lubang untuk menjamin sirkulasi udara yang baik. Ventilator dirancang sedemikian rupa sehingga air hujan tidak akan masuk ke dalam composter yang dapat membasahi sampah secara berlebihan. Sebuah composter yang sederhana, yang sangat mudah diproduksi dan sangat fungsional.
Sampah organik kupotong-potong menjadi potongan kecil-kecil. Kemudian sampah tersebut kucampur dengan kira-kira 10% kotoran kambing yang kebetulan sangat mudah kudapatkan dari kampung sebelah. Seluruh campuran tersebut kumasukkan ke dalam composter, dan kompos kupanen setiap 2-3 minggu sekali.
Tidak susah mengoperasikannya. Sederhana dan bersih. Berbau? Tidak, kecuali jika kau masukkan kepalamu ke dalam composter, dan bernafas dalam-dalam.