HIMATEK Melakukan Penyuluhan Pembuatan Kompos
Menyambung tulisanku beberapa waktu yang lalu, kali ini aku ingin membagi pengalaman yang diperoleh oleh adik-adik mahasiswa dari HIMATEK ketika mereka melakukan penyuluhan membuat kompos.
"HIMATEK UNTUK MASYARAKAT", adalah sebuah kegiatan penyuluhan dari para mahasiswa Teknik Kimia ITB kepada masyarakat Cisitu (RW 11, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong). kegiatan ini dimaksudkan untuk memberi penyuluhan kepada masyarakat pentingnya mengolah sampah rumah tangga secara mandiri. Dalam kegiatan ini, penyuluhan hanya difokuskan pada bagaimana cara mengolah sampah organik menjadi kompos. Kegiatan ini diadakan pada hari minggu, 26 November 2006.
Pada hari itu, tepat jam 10 pagi, para mahasiswa yang telah diberikan bekal pengetahuan penyuluhan tentang bagaimana cara mengolah sampah organik menjadi kompos mulai memberikan penyuluhan kepada tokoh masyarakat dan ketua RT. Metoda penyuluhan secara selektif ini dilakukan karena keterbatasan tempat dari tempat terselenggaranya acara.
Penyuluhan dilakukan dengan penjelasan kepada masyarakat mengenai masalah bersama kota Bandung tentang Penumpukan Sampah, kemudian tentang cara menanggulangi sampah organik rumah tangga yang dapat terdegradasi secara alami dalam waktu cukup singkat. Masyarakat diajarkan untuk memilah sampah rumah tangga mereka sendiri, selanjutnya sampah organik dimasukkan ke dalam suatu tempat khusus yang sudah disediakan yang disebut sebagai Bioreaktor Kompos. Prinsip kerja dari bioreaktor cukup mudah yaitu dengan memanfaatkan reaksi pembusukan secara alami pada sampah organik dengan bantuan bakteri. Diperlihatkan pula kepada masyarakat bahwa biaya produksi dan operasional bioreaktor ini sangat murah, sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Yang sangat menggembirakan adalah respon masyarakat Cisitu terhadap kegiatan ini sangat positif. Antusiasme masyarakat dalam mengikuti kegiatan ini terlihat dari kesungguhan masyarakat dalam mengikuti acara ini sejak awal hingga berakhir.
Acara penyuluhan ini dilanjutkan dengan pemasangan 20 bioreaktor di dalam 20 rumah yang telah ditunjuk sebelumnya oleh Ketua RW 11. Bioreaktor dan seluruh kegiatan ini diadakan secara cuma-cuma oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia ITB (HIMATEK – ITB), sebagai wujud kepedulian terhadap masalah sampah yang terjadi di Bandung akhir – akhir ini. Dana untuk kegiatan ini merupakan swadaya dari staf pengajar Teknik Kimia ITB dan HIMATEK – ITB. Rumah – rumah dipilih sedemikian rupa agar tersebar secara merata di RW 11. Secara berkala, mahasiswa Teknik Kimia ITB akan terus memantau kegiatan ini. Satu kali dalam seminggu mahasiswa melakukan kunjungan untuk memonitor dan mengevaluasi proses pembinaan masyarakat. Masyarakat yang mengalami kesulitan dalam mengoperasikan reaktor kompos ini dapat langsung bertanya dan mendapatkan solusinya pada saat kegiatan monitoring ini. Ketua RW 11 Cisitu sebagai wakil dari masyarakat setempat berharap agar kegiatan – kegiatan seperti ini dapat berlangsung bukan hanya di daerah RW 11 tetapi juga di RW – RW lainnya mengingat masalah sampah yang belum tertangani secara menyeluruh. Sejalan dengan hal itu, Departemen Teknik Kimia FTI ITB berharap kegiatan sosial seperti ini dapat terus berlangsung untuk membuktikan eksistensi mahasiswa di dalam masyarakat.
Rudi, ketua panitia, mengaku bahwa persiapan dari kegiatan ini tidak main – main. Beberapa bulan sebelum kegiatan ini berlangsung telah diadakan penelitian terhadap bioreaktor ini dan hasil yang dicapai cukup memuaskan. Rudi menambahkan bahwa pelatihan – pelatihan mengenai penggunaan bioreaktor kompos juga dilakukan untuk memastikan bahwa penyuluh memiliki pengetahuan yang cukup agar dapat menjelaskan dengan baik kepada masyarakat. Secara khusus, antusiasme mahasiswa terhadap kegiatan ini sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya mahasiswa yang mendaftar untuk turut serta sebagai penyuluh dalam acara ini, terutama mahasiswa termuda dari angkatan 2006.
Masalahnya sekarang adalah, bagaimana agar kegiatan ini menjadi sustain, berkelanjutan. Mahasiswa harus diberi motivasi agar determinasi yang telah ada dijaga dan dikembangkan. Critical mass yang berasal dari kampus ini harus didaya-gunakan, sehingga kesadaran akan pengelolaan sampah secara mandiri merupakan kebudayaan luhur yang harus dikembangkan. Bersih, sehat dan cool.
No comments:
Post a Comment