Warga Diharapkan Ikut Membersihkan Sampah
Pikiran Rakyat, 18 april 2005
BANDUNG, (PR).-Forum Rembug Warga Jawa Barat (FRWJB), Minggu (17/4) menggelar aksi sosial berupa pengantongan sampah yang menumpuk di bawah jembatan layang Kiaracondong. Sehari sebelumnya, FRWJB membagikan 50.000 kantong plastik kepada warga di sejumlah titik tempat pembuangan sampah (TPS) yang tersebar di Kota Bandung.
Sementara itu, tim kecil yang beranggotakan delapan pengusaha ditunjuk untuk mengelola dana yang terkumpul dari para pengusaha se-Kota Bandung, guna pengangkutan sampah secara darurat menjelang peringatan 50 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA).
Ketua FRWJB, Tb. Bakti Sudjana mengungkapkan, aksi sosial tersebut semata-mata bentuk dukungan kepada pemkot yang tengah melakukan persiapan KAA. "Kami tadinya akan menyewa truk dan bako, namun karena sudah habis disewa pihak swasta, langkah konkrit yang bisa kami lakukan adalah menyediakan 50.000 kantong sampah dari plastik sekaligus melakukan aksi sosial pengantongan sampah," ujarnya didampingi Sekretaris FRWJB Maman Nurjaman.
Menurut Bakti, kantong plastik yang dibagikan berukuran 80 x 120 cm yang mampu menampung 1 m3 sampah. Dengan kantong plastik tersebut, pengangkutan sampah bisa lebih mudah karena petugas PD Kebersihan tinggal melempar-lemparkan ke dalam truk.
Sebelumnya, Bakti meminta dewan untuk turun bersama-sama pemerintah daerah mencari solusi dalam mengatasi masalah sampah. Sebab, berdasar pengamatan selama ini, DPRD hanya pasif. "Jangan hanya mengkritik. Dewan mestinya ikut turun ke lapangan mencari solusi," ujar dia.
Sebelumnya, Bakti meminta dewan untuk turun bersama-sama pemerintah daerah mencari solusi dalam mengatasi masalah sampah. Sebab, berdasar pengamatan selama ini, DPRD hanya pasif. "Jangan hanya mengkritik. Dewan mestinya ikut turun ke lapangan mencari solusi," ujar dia.
Menurutnya, DPRD Provinsi Jawa Barat dan Kota Bandung harus membantu pemerintah daerahnya mencari pemecahan masalah sampah.
Terkumpul Rp 1,1 miliar
Berdasar angka dari PD Kebersihan Kota Bandung, sampah yang harus diangkut hingga 30 April 2005 sebagai batas akhir program penanggulangan sampah darurat mencapai 112.790 m3. Persoalannya, pengangkutan sampah oleh PD Kebersihan menuju tiga TPA --Jelekong, Cicabe, dan Pasir Impun-- tidak bisa dilakukan cepat. Sebab, selain anggaran minim, jumlah kendaraan dump truck maupun wheel loader, juga terbatas.
Terkait hal itu, dalam acara silaturhami antara wali kota dengan para pengusaha di Pendopo Jln. Dalem Kaum, Jumat (15/4) malam lalu, terkumpul Rp 1,1 miliar untuk membantu pengangkutan sampah tersebut. Di antara penyumbang adalah Uce K. Suganda (Bank Jabar) Rp 300 juta, Chandra Tambayong Rp 100 juta, Toserba Yogya Rp 100 juta, Dago Pakar Rp 50 juta, dll. Tidak hanya pengusaha, umat Gereja Injili Indonesia (GII) Gardujati juga menyumbang Rp 50 juta dan tujuh gereja berbahasa Mandarin Rp 25 juta.
Sedangkan Istana Group yang sebelumnya telah mengangkut 20.000 m3 sampah dengan biaya Rp 600 juta serta menyumbang 10.000 tanaman bunga palem putri senilai Rp 200 juta, juga menyumbang 26 alat penyemprot lalat kepada setiap kecamatan di Kota Bandung. Tim kecil beranggotakan 8 pengusaha yang bertugas mengelola dana dari para pengusaha antara lain, Uce K. Suganda (Bank Jabar), Karmaka (Bank NISP), Bambang Triwinarko (PT Telkom Kandatel Bandung), Yosef (Istana Group), Tatang (Fujitex), Teguh (REI), dan Herman Wijaya. (A-100)***
No comments:
Post a Comment