20 March 2007

Pengelolaan Sampah di TK1201 Prodi Teknik Kimia ITB

Permasalahan sampah di kota Bandung aku kemukakan dalam Ujian Tengah Semester Teknik Kimia ITB pada hari ini, 20 Maret 2007:

Tahun lalu, untuk beberapa waktu Bandung memiliki masalah sampah akibat dari penutupan beberapa Tempat Pembuangan Akhir Sampah di kota Bandung. Akibatnya seluruh pelosok kota Bandung penuh dengan sampah yang mengotori lingkungan. Sebagai Sarjana Teknik Kimia, anda harus memiliki visi untuk mengantisipasi agar masalah ini tidak terulang lagi. Dari penelitian awal, diketahui bahwa 78% sampah terdiri dari sampah organik, 11% sampah plastik, dan sisanya kertas dan gelas.
Elaborasi langkah-langkah fundamental pemecahan masalah ini. Untuk setiap langkah, berikan contoh yang diambil dari masalah sampah di atas.

Mahasiswa dibiarkan untuk mengembangkan kreatifitasnya dan visinya dalam menjawab masalah yang dialaminya sendiri. Terjadi sebuah diskusi mandiri yang hidup dan terelaborasi dalam jawaban-jawaban kritis yang sebenarnya merupakan angin segar dalam mengejawantahkan pentingnya proses daur ulang sampah. Kesadaran diri dan idealisme mahasiswa terlihat dari jawaban-jawaban terstruktur yang diberikan. Salah satu contoh jawaban itu adalah sbb:

  1. Definisikan Masalah. Terjadi penimbunan sampah di kota Bandung akibat penutupan berbagai TPA di kota Bandung yang menyebabkan kota Bandung menjadi kotor. Dapatkah Bandung membangun sebuah sistem pengolahan sampah terpadu, murah, dan melibatkan seluruh komponen masyarakat Bandung yang sustain?

  2. Kembangkan Solusi-solusi yang Mungkin. (1) Menimbun sampah di daerah lain; (2) Membangun sebuah unit insenerator sampah, untuk membakar sampah dan menghasilkan energi; (3) Pisahkan sampah organik, dan ubah menjadi kompos; (4) Ubah sampah plastik menjadi bahan baku fuel;

  3. Evaluasi dan Urutkan Solusi-solusi tersebut. Solusi (1) baik untuk jangka pendek, tetapi tidak untuk jangka panjang. Disamping itu solusi ini mahal dan tidak menyelesaikan masalah mendasar. Solusi (2) memerlukan biaya investasi yang mahal untuk membuat unit insenerator. Solusi ini sebaiknya dihindari karena dapat memberikan dampak buruk yang lain, yaitu pencemaran udara yang masif. Solusi (3) dan (4) merupakan solusi terbaik yang implementasinya dapat dilakukan secara konsekutif. Yang paling penting solusi ini adalah solusi yang paling murah, sehat, dan dapat mengikut-sertakan masyarakat secara luas.

  4. Kembangkan Detail untuk Solusi Terbaik. Agar solusi ini dapat berjalan dengan baik, perlu ada perencanaan dan perancangan detail unit operasi, seperti misalnya unit (bio)reaktor kompos. Perencanaan harus disertai dengan rancangan sosialisasi kepada pihak-pihak terkait, sosialisasi kepada masyarakat. Perlu dilakukan perencanaan pelatihan pengomposan pada masyarakat.

  5. Evaluasi Kembali Rencana tsb. Pada tahap ini, harus telah ada grand design tentang pengembangan kapasitas dan kapabilitas masyarakat untuk mengolah sampah.

  6. Implementasikan Rencana.

  7. Cek Hasil Implementasi. Dalam tahap ini, harus ada umpan balik untuk melakukan perbaikan bagi implementasi lanjutan dan pengembangannya.

Ciamik!

2 comments:

Unknown said...

wah keren banget pak ...
anak tingkat 1 sudah bisa berpikir secara terstruktur seperti itu
salut deh ....

tinggal implementasinya saja ...

Harry Makertia said...

well, gurunya siapa dulu :)