26 May 2008

Insan Berbudaya vs Sampah

"Insan Berbudaya Harus Peduli Kebersihan" begitu seruan pada papan putih yang terpancang di pojokan Jalan Skanda dan Jalan Gelap Nyawang, persis di sebelah seonggok sampah yang dibuang oleh, entah orang buta huruf, atau orang yang ingin mengumumkan pada dunia bahwa ia bukanlah Insan Berbudaya yang dimaksud oleh tulisan pada papan pengumuman itu.
Oh, tidak, ini bukanlah satu-satunya ironi yang terjadi pada masyarakat kita. Telah sering kali ironi ini terjadi dan muncul di mana-mana. Namun kecaman pedas dan teguran keras tampaknya tidak cukup untuk menghentikan kejadian serupa. Mengapa demikian?
Mentor saya pernah bilang bahwa ini adalah masalah pola hidup. Untuk mengubah pola hidup yang seakan-akan tidak mempedulikan masalah sekitarnya ini memerlukan pembelajaran yang intensif, mulai dari penanaman nilai-nilai luhur dalam keluarga, hingga proses formal yang pada dasarnya mengubah pola pikir kita. Sepanjang pola pikir kita tidak diubah, pola hidup tidak akan pernah berubah. Sepanjang pola pikir bahwa membuang sampah seenaknya ini adalah perbuatan yang sangat tidak bertanggung jawab, dan sepanjang setiap orang berpendapat bahwa masalah sampah adalah masalah pemerintah kota, Bandung tidak akan pernah bebas dari masalah sampah.

1 comment:

Anonymous said...

nice article...

Indonesia Page - All About Indonesia
The Adsense Site - Guide to Online Adsense Earning