05 June 2007

Insinerator Cocok bagi Pengelolaan Sampah Bandung?

Kalau anda ke Bandung lewat jalan tol Pasteur, sekitar 1 km dari pintu tol, di sebuah TPS di sebelah kiri jalan tol terdapat sebuah insenerator yang akhir-akhir ini bekerja secara terus menerus. Asap tebal mengepul dari bagian atas insenerator, putih kehitaman, menarik perhatian pengemudi yang kebetulan meliwati ruas jalan tol itu.

Insenerator memang sempat menjadi salah satu opsi unit pengelolaan sampah di Bandung. Sampah dibakar, volumenya menyusut atau bahkan hilang, masalah penumpukan sampah terselesaikan. Bahkan ada yang kemudian dilengkapi dengan unit pembangkit tenaga listrik yang memanfaatkan panas hasil pembakaran sampah itu. Namun, sekali lagi, benarkah pengelolaan sampah dengan membakarnya di insenerator adalah opsi yang baik untuk Bandung?

Banyak yang melihat bahwa proses ini adalah solusi yang baik. Sampah hilang, dapat listrik. Namun para pakar lingkungan justru mempertanyakan proses ini. Emisi gas yang ditimbulkannya akan menjadi masalah besar bagi Bandung yang nota bene terletak di cekungan Bandung. Gas buang yang teremisikan dari unit-unit pembakar sampah ini tidak akan pernah hilang dari atmosfir kota Bandung Raya. Dan emisi gas itu akan membentuk lapisan rumah kaca yang akan secara progresif meningkatkan temperatur ambien.
Perdebatan tentang hal ini masih terus berlangsung, dan hingga sekarang belum ada titik temu bagaimana sebaiknya Bandung bersikap.

No comments: