10 January 2006

ITB dan Sampah

Tempat penampungan sampah sementara (TPS) ini terletak persis di depan Bank BNI 46 dan Kebun Binatang Bandung yang selalu penuh dengan pengunjung setiap akhir minggu. TPS ini juga terletak tidak jauh dari ITB, institut teknologi terkemuka di Indonesia. Saat ini tampak penumpukan sampah yang semakin hari semakin menggunung tak terkendali. Pertanyaan berikutnya yang selalu mampir di kepalaku adalah, Bandung yang memiliki ITB ini bisa apa?

2 comments:

Anonymous said...

syahdan, bertemu lah 2 ekor lalat dari pasar simpang dago dan pertigaan jl ganesha - tamansari , mereka hinggap di dekat tempat sampah di belakang mesjid salman.

gawat euy, cape pisan abdi ( saya lelah sekali ) karena banyak sekali sampah nya , sudah menggunung dan mengepung kampus ITB di utara dan selatan , kalau gini terus , bisa2 5 bulan lagi , nanti mahasiswa dan dosen kalau ke kampus ,atau mereka yg akan sholat ke mesjid salman harus pakai masker,
kalau tambah parah , sampai bau gunungan sampah sampai ke mana mana, bisa2 kantin salman pun bisa sepi

di pasar simpang , jalan yg sudah macet tambah macet lagi, karena gunungan sampah padahal berapa banyak orang2 pinter dari ITB , dari mahasiswa sampai profesor yg melewati jalan tersebut , tapi tetap sampai sekarang tak ada perbaikan.

sekarang juga , warung makan favorit mahasiswa depan kebun binatang terpaksa pindah, karena tak ada pembeli yg mau datang makan ke tempat bau tsb, begitu pula di pasar simpang dago

kumaha nya ( gemana sih ) , padahal di sini teh banyak orang pinter , ahli lingkungan, ahli teknik,ahli kimia dan segala keahlian lain nya ,
tapi kok nggak bisa mengatasi masalah tumpukan sampah tsb ?

ahli kimianya mungkin bisa buat semacam cairan kimia yg hebat, yg bila dituangkan ke gunungan sampah tsb , akan membuat sampah menjadi wangi atau melumer seperti plastik terkena cairan kimia keras .

ahli lingkungan nya harusnya bisa membuat konsep pengelolaan sampah yg hebat dan terpadu , masak dari jaman buang sampah di dago atas ( dekat dago pakar ) sampai ke kasus lewigajah ,
nyewa tempat di jelekong sudah habis waktunya ,sekarang mau dibuang lagi ke cicabe di cicaheum , nanti mau dibuang ke lembah batu kapur di citatah.

masak dari dulu, nggak ada kemajuan teknologi nya ?
padalah di kota itu lah ada institut teknologi yg paling huebat....

tapi kata lalat pasar simpang, sebenarnya itu mah , tanggungjawab pemda kota Bandung ceunah , orang ITB nya nggak merasa perlu terlibat , nanti takut tersinggung orang pemda nya , lain kitu, mungkin bagi orang2 pintar di ITB , nggak begitu tertarik dg proyek sampah tsb, kecil nilainnya nggak elit lah,
mendingan ngerjain proyek di Jakarta yg berskala nasional dan gede duit nya..

kemudian rintik hujan pun mulai turun , dan kedua lalat pun menyingkir mencari tempat yg teduh

setelah tahun lalu menjelang peringatan KAA , Bandung dikepung gunungan sampah, sekarang kasus serupa terulang lagi , semoga lalat2 tsb tak protes lagi pada orang2 pinter di sekolah jalan gajah duduk yg dilihatnya tiap hari berseliweran , karena tak mampu menyelesaikan masalah sepele di dekat tempatnya sendiri

salam

Hendra M
pernah main di sekolah cap gajah duduk

Anonymous said...

haduhhhh!!!!
iya euy... insinyur yang paling hebat jebolan asli indonesia itu katanya dari bandung, tapi liat aja.. kotanya berkembang ga karuan, lalulintas macet gak karuan